sistem sonar yaitu sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Sonar atau Sound Navigation and Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda benda.
1. Kelelawar
Hampir semua jenis kelelawar merupakan nocturnal, yaitu mahluk yang aktif di malam hari. Memiliki kemampuan Echolocation. Mungkin Kamu selama ini menyangka bahwa kelelawar itu buta, tetapi sebenarnya kelelawar itu tidak buta. Bahkan, penglihatan kelelawar terbilang cukup baik. Meski begitu, kelelawar cenderung lebih menggunakan sistem sonar yang dimilikinya dalam memburu mangsanya. Sistem sonar tersebut disebut dengan Echolocation. Dengan kemampuan echolocation, kelelawar pada awalnya mengeluarkan suara frekuensi tinggi (sejenis teriakan) melalui mulut atau hidungnya, suara tersebut kemudian memantul kembali ke mereka ketika ada sesuatu di depannya. Dengan cara itulah kelelawar mampu untuk menentukan lokasi mangsanya, meski suasana sangat gelap. Suara yang diproduksi kelelawar itu tidak bisa didengar oleh manusia. Perlu Kamu tahu bahwa kemampuan echolocation kelelawar sangat sensitif, karena mampu mendeteksi benda yang sangat tipis.
Suara kelelawar tersebut diproduksi oleh larynx atau kotak suara dengan cara memaksa udara untuk melewati membran vocal yang sangat tipis yang hanya dimiliki oleh kelelawar. Tahukah Kamu? Ketika kelelawar sedang mencari mangsanya biasanya mereka mengeluarkan 10 getaran suara per detiknya, tetapi ketika lokasi mangsanya sudah ditemukan maka akan diproduksi 200 getaran suara dalam setiap detiknya, sehingga mereka dapat mengejar dan menangkap mangsanya.
2. Lumba-Lumba
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, mereka menghasilkan suara bernada tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan suara yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, suara ekolokasi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Suara lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur benda apa pun. Lumba-lumba mendengarkan seksama pantulan suara ini. Gelombang suara ini ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut "jendela akustik". Dari sini, informasi suara diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan suara dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka, berikut ukuran dan pergerakannya. Berkat perangkat ini, lumba-lumba dapat memindai wilayah yang luas; bahkan memetakan samudra. Inilah sistem sonar sempurna yang dengannya lumba-lumba memindai dasar laut layaknya alat pemindai elektronik.
Lumba-lumba juga menggunakan sistem sonar untuk berkomunikasi secara mengagumkan. Mereka mampu saling berkirim pesan meski terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. Artinya, seekor lumba-lumba di selat Bosphorus dapat berkomunikasi dengan rekannya di selat Dardanela. Lumba-lumba paling sering berkomunikasi secara menakjubkan untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar